Setelah
melalui pemikiran yang panjang timbullah ide dan ditulis ke dalam sebuah
tulisan yang mengkritik sekaligus membangun dan membuka wawasan kita semua
untuk dapat berkarya, berbuat, kreatif, inovatif dan punya wawasan yang dapat
dikembangkan buat masyarakat disekitarnya. Sebenarnya ada satu masalah yang
membuat saya berfikir yaitu : mencari kompor gas. Dari sekian banyak jenis yang
ada dipasar tentu ada lagi yang selalu baru dan penuh kreatifitas penciptanya. Singkat
cerita dari penelusuran saya selain membuat kompor gas yang beraneka jenis
tentu masih banyak lagi yang dipertimbangkan komsumen (pemakai). Setelah kompor
gas dibuat tentu perlu gas, tabung, selang, regulator dan keselamatan jiwa. Mungkin
jikalau pemerintah kita tidak memperkaya hasil negara tidak menekan ataupun
mempersulit rakyatnya tentu yang namanya teknologi maju sudah mereka terima. Tapi
sayangnya pemerintah kita belum menerima teknologi sebagai jalan keluar agar masyarakatnya
maju, sejahtera. Kalaupun mereka terima teknologi hasil ciptaan/karya orang
mereka pilih-pilih dan kembangkan jika ada income buat mereka lebih banyak maka
mereka setujui beredar dipasaran setelah itu pemerintah tidak mencarikan jalan
keluar (solusi)nya.
Kemudian
ada lagi Teknologi yang sekarang sedang berkembang adalah biogas dibeberapa
daerah sudah menggunakan teknologi ini dan hasilnyapun cukup murah meriah dan
bersahabat tidak seperti gas LPG yang ditawarkan pemerintah yang sewaktu-waktu
ada bahaya yang ditimbulkan dari tabung gas tersebut kemudian harganyapun cukup
mahal jika dihitung bulanan. Mungkin warga yang kurang mampu akan mengeluh kenapa
pemerintah tidak mencarikan solusi bahan bakar yang ramah lingkungan aman dan
terjangkau buat warganya tetapi sebaliknya kenapa pemerintah menciptakan,
membuat teknologi yang sewaktu-waktu mengancam jiwa warganya, mahal biayanya dan
sewaktu-waktu akan habis buat warganya apakah hanya demi untuk kepentingannya
saja tidak memperdulikan rakyat ??
Kalau
saja kita mengajak warga yang ada di daerah kita lingkungan RT dan RW untuk
mengembangkan teknologi biogas ini dengan pengumpulan dana dari hasil swadaya
sendiri tentu akan lebih mandiri dan sejahtera. Tidak tergantung orang lain. Karena
sangat rumit jika teknologi ini digolkan disetujui dan diberlakukan oleh pemerintah
kepada seluruh warganya dan hasilnya negara tidak punya masukan (income) lagi dari
masayarakat. Karena masyarakat nantinya tidak akan melirik teknologi yang
ditawarkan pemerintah kenapa ? karena pemerintah tidak mampu mencarikan solusi
tapi malah menambah masalah buat warganya yaitu dengan harganya yang jauh lebih
mahal dan hanya bisa dijangkau oleh golongan berpenghasilan tinggi.
Kepercayaan
warga/masyarakat akan hilang jika terus menerus masalah ditimpakan kepada
warganya tanpa memperdulikan warganya. Bukankah Pemimpin yang adil, bijaksana,
dan peduli pada masyarakatnya adalah pemimpin yang baik/tinggi dan arif ?? yang akan terus menerus dikenang dihargai, disegani
dan dihormati masyarakat ketika seorang pemimpin itu tidak lagi menjabat.
Ilmu
/ Amal usaha yang baik dan bermanfaat buat umat adalah pahala yang akan
mengalir terus-menerus walaupun manusia itu telah tiada.
Semboyan : “Teknologi diciptakan dari hasil kreasi seni (karya) dari tangan dan buah
pikiran (ide gagasan) orang-orang yang mencari terobosan (innovation) baru
untuk keluar dari kesulitan hidup dan keadaan yang terpuruk dan teknologi tidak
diciptakan untuk menyulitkan manusia itu sendiri” (Zul)
Begitu
juga listrik dimana beban listrik dan biaya pemakaian listrik semakin meningkat
tinggi. ketika saya mengajar ada rekan saya dan saya sempat berbincang-bincang
dengan dia. Saudaranya ingin menawarkan proyek listrik yang bersumber dari sekam
(gabah). Awalnya saya hampir tidak percaya tetapi ketika dia menjabarkan lengkap
akhirnya sayapun percaya. dia sedang mencari pejabat tinggi yang dapat
menyetujui idenya dan meng-gol-kan hasil temuannya dan dipakai buat masyarakat
sekitar agar teknologi ini dapat membantu warga yang kurang mampu dan membantu
pasokan energi listrik Negara. Serta memanfaatkan sekam/gabah yang tak terpakai.
Tapi sayang setelah kemana-mana ia presentasi belum berhasil disetujui.
Selain
dari gabah/sekam teknologi juga sedang mengembangkan pemakaian arus listrik
dari ampas tebu silahkan artikelnya dibaca di bawah ini :
Ini ada penjelasan sedikit tentang Ampas Tebu sebagai Sumber Energi Listrik yang dicopy dari mahasiswa fisika 2008 Oleh Anggi Lindriyanto.
Air dan
listrik telah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat modern. Oleh sebab itu,
kekurangan listrik di Indonesia, apa pun alasannya merupakan kemunduran. Krisis
listrik memang berdampak buruk bagi perekonomian. Kita tahu bahwa investor yang
hendak menanamkan modal pertama kali akan menanyakan apakah daya listrik sudah
memadai. Itu yang menyebabkan investasi sulit masuk di daerah yang daya
listriknya kurang seperti daerah Lampung. PLN selaku wakil pemerintah berusaha
mengatasi masalah krisis listrik dengan membangun PLTA, PLTU, PLTN, dan PLTD.
Proyek itu sangat bergantung pada kondisi alam, juga boros, dan tidak ramah
lingkungan. Bahkan, proyek PLTA sangat bergantung pada daya dukung hutan yang
berujung pada penyebab pemanasan global. Memang demikianlah dilema keberadaan
ketenagalistrikan di Indonesia. Ketika satu solusi timbul, seribu masalah
muncul, seperti peribahasa makan buah simalakama. Tak ada rotan akar pun jadi. Fuel
cell merupakan salah satu contoh teknologi energi alternatif yang berprospek
untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, energi
fuel cell tidak selalu harus bersumber dari hidrogen murni, tetapi dapat
bersumber dari zat-zat lain yang mengandung hidrogen atau menghasilkan
elektron. Teknologi microbial fuel cell (MFC) dapat menjadi solusi
alternatif sebagai sumber energi listrik. Potensi ampas tebu di Indonesia
cukup besar. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan produksi tebu. Pada 1999
tercatat mencapai 2.270.623 ton sehingga ampas tebu yang dihasilkan berkisar
antara 340.593 ton sampai 711.614 ton. Kecenderungan masyarakat selama ini yang
menjadikan ampas tebu hanya sebagai pakan ternak, ternyata di balik limbah
ampas tebu dapat disulap menjadi bahan baru dengan nilai ekonomis yang lebih
tinggi. Salah satunya bahan organik dalam pembuatan sumber listrik alternatif.
Ampas tebu kering mengandung hemiselulosa dan selulosa ampas tebu dengan kemumian
tinggi masing-masing sebanyak 24,64; 54,4; dan 45,60%. MFC merupakan suatu alat yang
menggunakan bakteri dalam menghasilkan tenaga listrik dari senyawa organik
maupun nonorganik. Alat MFC sama seperti fuel cell biasa yang tersusun atas
anoda, katoda, dan elektrolit. Pada MFC sebagai komponen anoda digunakan kultur
mikroba. Dalam hal ini sebagai aktivitas metabolisme mikroba. Langkah-langkah
pengolahan ampas tebu menjadi sumber listrik alternatif dengan metode MFC:
pengamatan beda potensial sampel ampas tebu, pengukuran aktivitas enzimatik
dengan metode FDA, dan optimasi sampel terpilih ampas tebu untuk meningkatkan
voltase listrik yang dihasilkan dalam MFC. Di Kuba, 156 pabrik gula telah
membangkitkan membangkitkan 20 KWh listrik untuk setiap ton tebu dengan
peralatan kogenerasi (MFC bertingkat). Di pabrik gula sebesar 100 MW senilai
US$ 1 miliar dengan perhitungan dalam waktu 15 tahun, daya listrik yang
potensial dapat ditambahkan ke jaringan nasional adalah 400 MW. Bagaimana tidak, jika di Indonesia
limbah ampas tebu dibudidayakan, seluruh kebutuhan energi listrik dapat
digantikan oleh ampas tebu yang dulunya terbuang percuma atau hanya dipakai
campuran pakan ternak.
Kepercayaan
warga/masyarakat akan hilang jika terus menerus masalah ditimpakan kepada
warganya tanpa memperdulikan warganya. Bukankah Pemimpin yang adil, bijaksana,
dan peduli pada masyarakatnya adalah pemimpin yang baik/tinggi dan arif ?? yang akan terus menerus dikenang dihargai, disegani
dan dihormati masyarakat ketika seorang pemimpin itu tidak lagi menjabat.
Ilmu
/ Amal usaha yang baik dan bermanfaat buat umat adalah pahala yang akan
mengalir terus-menerus walaupun manusia itu telah tiada.
Semboyan : “Teknologi diciptakan dari hasil kreasi seni (karya) dari tangan dan buah
pikiran (ide gagasan) orang-orang yang mencari terobosan (innovation) baru
untuk keluar dari kesulitan hidup dan keadaan yang terpuruk dan teknologi tidak
diciptakan untuk menyulitkan manusia itu sendiri” (Zul)
“Manusia
yang memiliki masalah hidup dan kesulitan memerlukan jalan keluar baik berupa
ide gagasan, harta, benda, waktu dan lain-lainnya bukan menambah masalah baru”
Permudahlah urusan/perkara
jangan mempersulit itulah bunyi hadits yang di ajarkan Nabi kita beberapa abad
yang silam.