Selasa, 05 Juli 2011

INOVASI DAN OPINI

Setelah melalui pemikiran yang panjang timbullah ide dan ditulis ke dalam sebuah tulisan yang mengkritik sekaligus membangun dan membuka wawasan kita semua untuk dapat berkarya, berbuat, kreatif, inovatif dan punya wawasan yang dapat dikembangkan buat masyarakat disekitarnya. Sebenarnya ada satu masalah yang membuat saya berfikir yaitu : mencari kompor gas. Dari sekian banyak jenis yang ada dipasar tentu ada lagi yang selalu baru dan penuh kreatifitas penciptanya. Singkat cerita dari penelusuran saya selain membuat kompor gas yang beraneka jenis tentu masih banyak lagi yang dipertimbangkan komsumen (pemakai). Setelah kompor gas dibuat tentu perlu gas, tabung, selang, regulator dan keselamatan jiwa. Mungkin jikalau pemerintah kita tidak memperkaya hasil negara tidak menekan ataupun mempersulit rakyatnya tentu yang namanya teknologi maju sudah mereka terima. Tapi sayangnya pemerintah kita belum menerima teknologi sebagai jalan keluar agar masyarakatnya maju, sejahtera. Kalaupun mereka terima teknologi hasil ciptaan/karya orang mereka pilih-pilih dan kembangkan jika ada income buat mereka lebih banyak maka mereka setujui beredar dipasaran setelah itu pemerintah tidak mencarikan jalan keluar (solusi)nya.
Kemudian ada lagi Teknologi yang sekarang sedang berkembang adalah biogas dibeberapa daerah sudah menggunakan teknologi ini dan hasilnyapun cukup murah meriah dan bersahabat tidak seperti gas LPG yang ditawarkan pemerintah yang sewaktu-waktu ada bahaya yang ditimbulkan dari tabung gas tersebut kemudian harganyapun cukup mahal jika dihitung bulanan. Mungkin warga yang kurang mampu akan mengeluh kenapa pemerintah tidak mencarikan solusi bahan bakar yang ramah lingkungan aman dan terjangkau buat warganya tetapi sebaliknya kenapa pemerintah menciptakan, membuat teknologi yang sewaktu-waktu mengancam jiwa warganya, mahal biayanya dan sewaktu-waktu akan habis buat warganya apakah hanya demi untuk kepentingannya saja tidak memperdulikan rakyat ??
Kalau saja kita mengajak warga yang ada di daerah kita lingkungan RT dan RW untuk mengembangkan teknologi biogas ini dengan pengumpulan dana dari hasil swadaya sendiri tentu akan lebih mandiri dan sejahtera. Tidak tergantung orang lain. Karena sangat rumit jika teknologi ini digolkan disetujui dan diberlakukan oleh pemerintah kepada seluruh warganya dan hasilnya negara tidak punya masukan (income) lagi dari masayarakat. Karena masyarakat nantinya tidak akan melirik teknologi yang ditawarkan pemerintah kenapa ? karena pemerintah tidak mampu mencarikan solusi tapi malah menambah masalah buat warganya yaitu dengan harganya yang jauh lebih mahal dan hanya bisa dijangkau oleh golongan berpenghasilan tinggi.
Kepercayaan warga/masyarakat akan hilang jika terus menerus masalah ditimpakan kepada warganya tanpa memperdulikan warganya. Bukankah Pemimpin yang adil, bijaksana, dan peduli pada masyarakatnya adalah pemimpin yang baik/tinggi dan arif ??  yang akan terus menerus dikenang dihargai, disegani dan dihormati masyarakat ketika seorang pemimpin itu tidak lagi menjabat.
Ilmu / Amal usaha yang baik dan bermanfaat buat umat adalah pahala yang akan mengalir terus-menerus walaupun manusia itu telah tiada.  

Semboyan : “Teknologi diciptakan dari hasil kreasi seni (karya) dari tangan dan buah pikiran (ide gagasan) orang-orang yang mencari terobosan (innovation) baru untuk keluar dari kesulitan hidup dan keadaan yang terpuruk dan teknologi tidak diciptakan untuk menyulitkan manusia itu sendiri” (Zul)

Begitu juga listrik dimana beban listrik dan biaya pemakaian listrik semakin meningkat tinggi. ketika saya mengajar ada rekan saya dan saya sempat berbincang-bincang dengan dia. Saudaranya ingin menawarkan proyek listrik yang bersumber dari sekam (gabah). Awalnya saya hampir tidak percaya tetapi ketika dia menjabarkan lengkap akhirnya sayapun percaya. dia sedang mencari pejabat tinggi yang dapat menyetujui idenya dan meng-gol-kan hasil temuannya dan dipakai buat masyarakat sekitar agar teknologi ini dapat membantu warga yang kurang mampu dan membantu pasokan energi listrik Negara. Serta memanfaatkan sekam/gabah yang tak terpakai. Tapi sayang setelah kemana-mana ia presentasi belum berhasil disetujui.

Selain dari gabah/sekam teknologi juga sedang mengembangkan pemakaian arus listrik dari ampas tebu silahkan artikelnya dibaca di bawah ini :

Ini ada penjelasan sedikit tentang Ampas Tebu sebagai Sumber Energi Listrik yang dicopy dari mahasiswa fisika 2008 Oleh Anggi Lindriyanto.

 

Air dan listrik telah menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat modern. Oleh sebab itu, kekurangan listrik di Indonesia, apa pun alasannya merupakan kemunduran. Krisis listrik memang berdampak buruk bagi perekonomian. Kita tahu bahwa investor yang hendak menanamkan modal pertama kali akan menanyakan apakah daya listrik sudah memadai. Itu yang menyebabkan investasi sulit masuk di daerah yang daya listriknya kurang seperti daerah Lampung. PLN selaku wakil pemerintah berusaha mengatasi masalah krisis listrik dengan membangun PLTA, PLTU, PLTN, dan PLTD. Proyek itu sangat bergantung pada kondisi alam, juga boros, dan tidak ramah lingkungan. Bahkan, proyek PLTA sangat bergantung pada daya dukung hutan yang berujung pada penyebab pemanasan global. Memang demikianlah dilema keberadaan ketenagalistrikan di Indonesia. Ketika satu solusi timbul, seribu masalah muncul, seperti peribahasa makan buah simalakama. Tak ada rotan akar pun jadi. Fuel cell merupakan salah satu contoh teknologi energi alternatif yang berprospek untuk dikembangkan. Menurut beberapa penelitian yang pernah dilakukan, energi fuel cell tidak selalu harus bersumber dari hidrogen murni, tetapi dapat bersumber dari zat-zat lain yang mengandung hidrogen atau menghasilkan elektron.  Teknologi microbial fuel cell (MFC) dapat menjadi solusi alternatif sebagai sumber energi listrik. Potensi ampas tebu di Indonesia cukup besar. Hal ini dikaitkan dengan peningkatan produksi tebu. Pada 1999 tercatat mencapai 2.270.623 ton sehingga ampas tebu yang dihasilkan berkisar antara 340.593 ton sampai 711.614 ton. Kecenderungan masyarakat selama ini yang menjadikan ampas tebu hanya sebagai pakan ternak, ternyata di balik limbah ampas tebu dapat disulap menjadi bahan baru dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Salah satunya bahan organik dalam pembuatan sumber listrik alternatif. Ampas tebu kering mengandung hemiselulosa dan selulosa ampas tebu dengan kemumian tinggi masing-masing sebanyak 24,64; 54,4; dan 45,60%. MFC merupakan suatu alat yang menggunakan bakteri dalam menghasilkan tenaga listrik dari senyawa organik maupun nonorganik. Alat MFC sama seperti fuel cell biasa yang tersusun atas anoda, katoda, dan elektrolit. Pada MFC sebagai komponen anoda digunakan kultur mikroba. Dalam hal ini sebagai aktivitas metabolisme mikroba. Langkah-langkah pengolahan ampas tebu menjadi sumber listrik alternatif dengan metode MFC: pengamatan beda potensial sampel ampas tebu, pengukuran aktivitas enzimatik dengan metode FDA, dan optimasi sampel terpilih ampas tebu untuk meningkatkan voltase listrik yang dihasilkan dalam MFC. Di Kuba, 156 pabrik gula telah membangkitkan  membangkitkan 20 KWh listrik untuk setiap ton tebu dengan peralatan kogenerasi (MFC bertingkat). Di pabrik gula sebesar 100 MW senilai US$ 1 miliar dengan perhitungan dalam waktu 15 tahun, daya listrik yang potensial dapat ditambahkan ke jaringan nasional adalah 400 MW. Bagaimana tidak, jika di Indonesia limbah ampas tebu dibudidayakan, seluruh kebutuhan energi listrik  dapat digantikan oleh ampas tebu yang dulunya terbuang percuma atau hanya dipakai campuran pakan ternak.

Kepercayaan warga/masyarakat akan hilang jika terus menerus masalah ditimpakan kepada warganya tanpa memperdulikan warganya. Bukankah Pemimpin yang adil, bijaksana, dan peduli pada masyarakatnya adalah pemimpin yang baik/tinggi dan arif ??  yang akan terus menerus dikenang dihargai, disegani dan dihormati masyarakat ketika seorang pemimpin itu tidak lagi menjabat.
Ilmu / Amal usaha yang baik dan bermanfaat buat umat adalah pahala yang akan mengalir terus-menerus walaupun manusia itu telah tiada.  

Semboyan : “Teknologi diciptakan dari hasil kreasi seni (karya) dari tangan dan buah pikiran (ide gagasan) orang-orang yang mencari terobosan (innovation) baru untuk keluar dari kesulitan hidup dan keadaan yang terpuruk dan teknologi tidak diciptakan untuk menyulitkan manusia itu sendiri” (Zul)

“Manusia yang memiliki masalah hidup dan kesulitan memerlukan jalan keluar baik berupa ide gagasan, harta, benda, waktu dan lain-lainnya bukan menambah masalah baru”
Permudahlah urusan/perkara jangan mempersulit itulah bunyi hadits yang di ajarkan Nabi kita beberapa abad yang silam.